Lingkup kerja dalam dunia programming sangat luas. Contoh saja seperti perusahaan perangkat lunak yang berdiri menjadi besar berkat satu aplikasi. Seperti facebook, twitter, google, dan lainnya.
Dalam perusahaan terdapat beberapa bagian yang berkaitan dengan programming. Seorang programmer dalam perusahaan besar biasanya hanya mengelola spesfikasi pekerjaan tertentu.
Terdapat tiga istilah yang sering kita dengar berkaitan dengan pekerjaan programmer. Diantaranya adalah front end developer, back end developer, dan juga full-stack.
Bahkan untuk membangun satu aplikasi dibutuhkan beberapa tim untuk mengelola wilayah tertentu. Berikut ini perbedaan serta wilayah kerja untuk masing-masing developer.
Front End Developer
Front-end diistilah sebagai pekerjaan programming client side karena developer harus mampu berkomunikasi langsung dengan pengguna.
Front-end memiliki wilayah kerja untuk membuat tampilan halaman aplikasi menjadi menarik dan mudah untuk menjalankan navigasi. Front-end sangat menentukan tingkat menariknya aplikasi tersebut.
Pengguna tentu akan senang dengan aplikasi yang memiliki tampilan user friendly, menarik, dan mudah untuk dimengerti.
Karena itulah front-end developer memiliki intensitas komunikasi yang lebih dengan para klien agar klien puas dengan hasil aplikasi.
Tantangan menjadi seorang front-end adalah harus mampu mengenali keinginan dari klien. Developer yang bekerja pada wilayah ini dituntut untuk menguasai bahasa pemrograman HTML, CSS, dan javascript.
Masing-masing programming tersebut memiliki peran yang berbeda, namun secara umum fungsinya adalah untuk membuat tampilan halaman yang menarik.
Halaman utama dibangun dengan menggunakan HTML yang kemudian pengaturan layout dibantu oleh penggunaan CSS. Javascript penting untuk dikuasai untuk menambahkan fitur animasi, games, atau fitur yang tidak didukung oleh website.
Back End Developer
Back-end juga menjadi pekerjaan yang sangat penting untuk menjaga agar sistem pada aplikasi bekerja dengan baik.
Diantaranya adalah sistem database, algoritma, API, dan lainnya. Karya dari back-end tidak terlihat dalam bentuk tampilan. Namun tanpa adanya back-end maka aplikasi website hanya akan berupa tampilan tanpa adanya fungsi tertentu.
Seorang back-end developer dituntut untuk menguasai bahasa pemrograman yang lebbih spesifik. Seperti menguasai bahasa pemrograman PHP, Python, Java, dan lainnya. Semakin banyak kemampuan yang dikuasai maka akan semakin besar pendapatan yang diterima.
Back-end akan dihadapkan pada tantangan untuk menemukan solusi dari keinginan klien. Front-end dan back-end memiliki wilayah kerja sendiri namun kedua seperti dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. Tanpa adanya satu sama lain maka akan sulit untuk membangun aplikasi website yang berkualitas.
Full Stack Developer
Semakin banyak bahasa pemrograman dan skill yang anda kuasai maka akan semakin baik kualifikasi anda bagi klien. Fulls stack adalah orang yang bekerja pada tim front-end dan back-end. Seorang developer full stack harus menguasai bahasa pemrograman dengan baik.
Jika anda full stack developer maka memungkinkan anda untuk dapa membangun aplikasi sendiri tanpa tim back-end dan front-end. Namun hal tersebut tentu sulit dan membutuhkan jangka waktu panjang, terutama jika aplikasi yang dibuat memiliki spesifikasi tinggi.
Karena itu full stack dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu menjembatani antara front end developer dengan back end developer.
Nah, itulah perbedaan dari masing-masing programmer berdasarkan wilayah kerja dan kemampuannya. Untuk developer pemula dapat mulai mempelajari mengenai front-end terlebih dahulu.
Anda juga dapat mengikuti kelas belajar Itgenic untuk membantu meningkatkan kemampuan programming, Tentunya anda akan dibimbing oleh para developer yang berkompeten dan profesional dibidang aplikasi.
Anda juga dapat menggunakan jasa pembuatan aplikasi Itgenic jika ingin membuat aplikasi untuk keperluan tugas akhir ataupun bisnis.
buat kalian yang ingin membuat website yuk segera order saja di jasa pembuatan website indramayu